Foto saya
Dr. Nurkhalis Mukhtar, LC., MA
Banda Aceh, Aceh
Ketua STAI Al-Washliyah Banda Aceh - Penulis Buku MEMBUMIKAN FATWA ULAMA

Teungku Haji Abdul Hamid Samalanga; Ulama dan Pembaharu Pendidikan Aceh.

 

Beliau lahir di Jeunieb tahun 1902, ayah dan ibunya adalah ulama di wilayah Tanjungan Samalanga, sehingga beliau sering disebut dengan Teungku Abdul Hamid Samalanga dan setelah luas pengaruhnya disebut dengan Ayah Hamid Samalanga atau Syekh Abdul Hamid Samalanga. Teungku Abdul Hamid semenjak kecil belajar langsung kepada ayahnya yang juga merupakan ulama besar pada masanya. Abu Idris Tanjungan ayah Teungku Abdul Hamid merupakan ulama dan pimpinan dayah yang kharismatik yang banyak mendidik santrinya menjadi ulama. Di antara murid-murid Abu Idris Tanjungan yang dikenal publik adalah Teungku Syekh Syihabuddin Idris, Teungku Syekh Hanafiyah Abbas, Teungku Muhammad Hasbi Shiddieqy, Teungku Abu Bakar Cot Kuta atau dikenal dengan Abu Cot Kuta.

Sambil belajar kepada ayahnya, Teungku Abdul Hamid juga bersekolah di Sekolah Umum yang ada ketika itu, sampai beliau menyelesaikan Sekolah Aliyah pada Sekolah Guru Bantu. Karena cerdas dan terang hatinya, pada tahun 1921 dalam usia 19 tahun beliau sudah ditunjuk menjadi kepala sekolah setingkat SR. Selain terlibat aktif di jalur pendidikan, Teungku Abdul Hamid Samalanga juga aktif dalam organisasi Syarikat Islam hingga tahun 1926, organisasi tersebut dilarang dan beberapa pimpinannya akan didigulkan. Beliau atas bantuan Ampon Chik Samalanga berhasil lolos dari sasaran Belanda hingga beliau berlayar ke Semenanjung Malaysia dan terakhir beliau berangkat ke Mekkah.

Terhitung selama lebih kurang empat tahun beliau berada di Mekkah, Teungku Syekh Abdul Hamid Samalanga telah melaksanakan haji dan memperdalam kajian keilmuannya di Madrasah Saulatiah. Sebuah Madrasah yang didirikan oleh ulama India Syekh Rahmatullah Hindi teman dari Syekh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan. Pada masa itu Saulatiah dipimpin oleh Syekh Salim Rahmatullah, anaknya Syekh Rahmatullah Hindi tersebut. Di antara ulama Aceh Lulusan Madrasah Saulatiah adalah Teungku Syekh Usman Maqam.

Sekitar tahun 1928, datanglah dari Aceh Teungku Haji Abdullah Ujong Rimba yang sebelumnya belajar di Dayah Siem Krueng Kalee dan Dayah Lamsie Teuku Daud Panglima Polem. Di Mekkah Abu Abdullah Ujong Rimba banyak bertukar fikiran dan belajar kepada Syekh Abdul Hamid Samalanga. Sehingga di antara dua ulama tersebut kemudian bahu-membahu melakukan pembaharuan pendidikan di Aceh. Maka sepulangnya Abu Ujong Rimba dari Mekkah, beliau banyak menerapkan saran-saran dari Teungku Haji Abdul Hamid Samalanga tersebut. Sehingga pada tahun 1930 telah berdiri sebuah Madrasah Sa'adah Abadiyah yang diprakarsai oleh Teungku Haji Abdullah Ujong Rimba dan Teungku Muhammad Daud Beureueh.

Setelah kondisi mulai aman, pulanglah Teungku Haji Abdul Hamid Samalanga, dan mulailah beliau membuat banyak perubahan dalam pendidikan. Beliau juga berhasil mendirikan beberapa lembaga pendidikan seperti Madrasah Masakinah Tanjungan, Madrasah Tufa Jeunib dan Taman Siswa. Beliau secara aktif mengajar di Madrasah-madrasah yang didirikannya, di antara muridnya adalah Professor Ibrahim Hosein mantan Rektor IAIN Ar Raniry dan anggota MUI Aceh.

Teungku Haji Abdul Hamid Samalanga juga aktif di Pusa Aceh. Ketika Pusa terbentuk, beliau dengan Teungku Abdul Wahab Kenaloi Seulimum dan Teungku Haji Ahmad Hasballah Indrapuri duduk pada jajaran komisaris Pusa. Dan Pusa berdiri pada tahun 1939. Teungku Haji Abdul Hamid Samalanga termasuk ulama yang aktif melakukan pembaharuan pendidikan dalam sistem Madrasah seperti yang telah disebutkan.

Menjelang kemerdekaan beliau juga terlibat sebagai pejuang, dan pangkat terakhir beliau adalah kolonel dan dianggap sebagai veteran. Teungku Haji Abdul Hamid Samalanga juga pernah ditunjuk Ketua Jawatan Keagamaan di wilayah Aceh Utara sama seperti Teungku Mahmud Usman Simpang Ulim atau yang dikenal dengan Abu Usman Pucok Alue atau Abu Rawang. Selain aktif di pendidikan, organisasi, beliau juga aktif di dunia politik secara luas. Teungku Haji Abdul Hamid Samalanga pada 1949 pernah memimpin misi haji bersama tokoh Aceh lainnya seperti Professor Ali Hasjmi. Mereka diperintahkan oleh Presiden Soekarno untuk menggalang kekuatan di Timur Tengah. Karena saat itu agresi Belanda. Setelah berbagai kiprah dalam berbagai bidang pada tahun 1968 dalam usia 66 tahun wafatlah ulama pembaharu tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Penulis

Abu Hasballah Indrapuri; Ulama Ahli Al-Qur’an dan Pendiri Madrasah Hasbiyah Indrapuri.