Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2020
Foto saya
Dr. Nurkhalis Mukhtar, LC., MA
Banda Aceh, Aceh
Ketua STAI Al-Washliyah Banda Aceh - Penulis Buku MEMBUMIKAN FATWA ULAMA

Abuya Syekh Haji Muhammad Waly al-Khalidy; Syekhul Masyayikh Ulama Dayah Aceh Kontemporer.

Gambar
Teungku Muhammad Waly adalah nama kecilnya, namun setelah menjadi alim besar, masyarakat Aceh lebih mengenalnya dengan panggilan Abuya atau Syekh Haji Muda Waly. Kehadiran Syekh Muda Waly dalam perkembangan keilmuan Islam di Aceh memiliki arti yang penting, karena hampir seluruh ulama Aceh pada era sesudahnya berada pada jejaring murid, atau murid dari murid Abuya. Mengawali pengembaraan intelektualnya, Syekh Muda Waly belajar pada beberapa orang ulama kharismatik, di antaranya:Syekh Haji Salim bin Malin Palito yang merupakan ayah Abuya sendiri, kemudian melanjutkan kepada Teungku Syekh Ali Lampisang atau dikenal dengan Abu Lampisang, ulama yang berasal dari lampisang Aceh Besar. Setelah empat tahun belajar di Madrasah al Khairiah yang dipimpin oleh Abu Lampisang, Syekh Muda Waly melanjutkan pengembaraannya ke Abdya tepatnya di Blangpidie. Abuya belajar langsung dengan ulama yang berasal dari Lamlhom yaitu Syekh Teuku Mahmud atau dikenal dengan sebutan Abu Syekh Mud Blangpidie. D

WOWW 😁😲😲 Siapakah Yg Berhaq Mensahihkan Hadits ?

Gambar
 

Abu Syekh T. Mahmud Lhoknga; Syekhul Masyayikh Ulama Dayah Aceh Periode Awal.

Gambar
Nama kecilnya Teungku T Mahmud berasal dari Lhoknga. Setelah menjadi alim besar yang rasikh ilmunya, masyarakat Blangpidie dan sekitarnya mengenal beliau dengan Abu Syech Mud. Abu Syekh Mud diperkirakan lahir sekitar tahun 1899, beliau masih keturunan Teuku dan Ulee Balang kawasan Lhoknga Aceh Besar dan menikah ke Lamlhom masih di kawasan yang sama. Mengawali pengembaraan ilmunya, semenjak kecil Abu Syech Mud telah mulai belajar agama di desanya disertai pelajaran umum di sekolah yang dikhususkan kepada anak-anak bangsawan ketika itu. Setelah beberapa tahun belajar di desanya, Abu Syech Mud kemudian memperdalam keilmuannya ke Dayah Abu Hasan Kruengkalee di Siem tahun 1916 setelah tibanya Abu Kruengkalee dari Mekkah di mana sebelumnya Abu Kruengkalee mengabdi beberapa tahun di Lembaga Pendidikan Teungku Chik Arsyad di Yan temannya Teungku Chik Oemar Diyan dan Abu Kruengkalee menikah disana. Hampir lima tahun dengan segenap kesungguhan dan ketekunan Abu Syech Mud belajar, sehingga be

BID'AH ZIKIR BESAR SUARA !? 😱😱😂 Ini Penjelasannya

Gambar
 

Abu Lam U; Ulama Pendidik dan Pelanjut estafet Teungku Chik Oemar Diyan.

Gambar
  Lahir dari keturunan ulama dan pemimpin masyarakat, ayahnya Teungku Chik Umar Diyan adalah Pendiri Dayah Lam U dan salah satu pejuang dalam perang Aceh. Teungku Chik Umar Diyan merupakan karib beberapa ulama pejuang Aceh seperti Teungku Chik Tanoh Abee, Teungku Chik Di Tiro, Teungku Haji Muda Kruengkalee dan Teuku Panglima Polem.  Setelah wafatnya Teungku Chik Di Tiro pada tahun 1891, dan Teungku Chik Abdul Wahab Tanoh Abee pada tahun 1894, beberapa ulama yang menjadi sasaran penangkapan Belanda seperti Teungku Chik Umar Diyan dan Teungku Chik Muhammad Arsyad yang dikenal dengan Teungku Chik Di Balee memilih hijrah ke Yan dan membangun lembaga pendidikan disana. Teungku Abdullah bin Umar bin Auf lahir di Desa Lam U Kemukiman Lam Jampok Aceh Besar pada tahun 1888 dengan ibu yang bernama Nyak Sunteng seorang gadis dari Lam U. Selain Teungku Abdullah Umar yang dikenal Abu Lam U, beberapa saudaranya yang lainnya juga para ulama dari ibu yang berbeda dengan ayah Teungku Chik Umar Diyan ya

DENGERIN NIH 😍😍😍 Apa Makna Hakiki Majelis Dzikir ?

Gambar
 

Teungku Peukan; Ulama Kharismatik dan Pemimpin Para Pejuang Blangpidie.

Gambar
  Menyebutkan perjalanan keilmuan para ulama Aceh Selatan dan Aceh Barat Daya rasanya belum sempurna sebelum mengenal tentang ulama yang berasal dari Padang Ganting Manggeng yang disebut dengan Teungku Peukan . Bagi masyarakat Blangpidie secara khusus, Teungku Peukan adalah ulama dan simbol perlawanan rakyat untuk kolonial Belanda. Teungku Peukan yang dibahas ini merupakan ulama anak dari seorang ulama yang disebut dengan Teungku Padang Ganting. Teungku Peukan bersama pengikutnya syahid di tahun 1926, dan usianya ketika itu 40 tahun, karena beliau diperkirakan lahir tahun 1886. Kuburan beliau yang berada dalam komplek kawasan Mesjid Jamik Baitul Adhim Blangpidie menjadi saksi betapa kokohnya semangat yang dimiliki ulama tersebut dengan para pengikutnya. Peristiwa perlawanan Teungku Peukan memiliki kemiripan dengan peristiwa perlawanan para ulama di Singaparna Tasikmalaya Jawa Barat dibawah pimpinan Kiyai Haji Zainal Mustafa dan mirip pula dengan perlawanan masyarakat Cilegon yang

Ketika Bershalawat 😍😍😍 Dengan Sayyidina Atau Tidak ?

Gambar
 

Abu Muhammad Ali Lampisang; Ulama Kharismatik Aceh dan Guru Utama Syekh Muda Waly.

Gambar
  Nama beliau sering disebutkan bergandengan dengan nama Abu Kruengkalee, Abu Syekh Mud Blangpidie, Abu Indrapuri, sebagai guru dari Abuya Syekh Muda Waly. Nama asli beliau adalah Teungku Muhammad Ali yang berasal dari Siem Aceh Besar. Namun karena lama belajar di Lampisang, sehingga dilekatkan dengan namanya Teungku Muhammad Ali Lampisang. Beliau lahir di Siem pada tahun 1894, dan ibunya adik kakak dengan ibu dari Abu Hasan Kruengkalee. Melihat dari tahun kelahiran Abu Muhammad Ali Lampisang, beliau lebih muda dari Abu Kruengkalee yang lahir tahun 1886 dan lebih tua dari Abu Syekh Mud yang lahir 1889. Namun, ketiga ulama tersebut hampir memiliki kesamaan dalam prinsip dan cara mengajarkan ilmu keislaman. Bahkan Abu Kruengkalee yang merekomendasikan Abu Ali Lampisang dan Abu Syekh Mud untuk dikirim ke Aceh Selatan, menjadi ulama yang mengayomi pemahaman keagamaan masyarakat di Labuhan Haji Aceh Selatan dan Blangpidie Abdya, karena dahulunya Blangpidie merupakan pemecahan wilayah se

Abu Hasballah Indrapuri; Ulama Ahli Al-Qur’an dan Pendiri Madrasah Hasbiyah Indrapuri.

Gambar
  Lahir dari keluarga ulama dan pemimpin masyarakat, ayahnya adalah Teungku Chik Umar Diyan dan Ibunya Hajjah Shafiah. Mengenai ayahnya Teungku Chik Umar Diyan adalah seorang ulama pendiri dayah di Lam U sehingga sering disebut juga dengan Teungku Chik Di Lam U, seorang ulama pejuang segenerasi dengan Teungku Chik Ditiro, Teungku Chik Tanoh Abee dan Teungku Haji Muda Kruengkalee, yang kemudian hijrah ke Yan Kedah Malaysia untuk membentuk jaringan ulama baru bersama dengan sahabatnya Teungku Chik Muhammad Arsyad Diyan gurunya para ulama Aceh. Teungku Ahmad Hasballah dilahirkan di Lam U sekitar tahun 1888, namun karena kiprah keulamannya dan Dayah Hasbiyah Indrapuri yang beliau pimpin, sehingga beliau dikenal dengan sebutan Abu Indrapuri. Kehadiran Abu Indrapuri memiliki arti penting dalam jejaring keulamaan Aceh secara menyeluruh. Karena Teungku Syekh Muda Waly pernah berguru kepadanya. Dan Abu Indrapuri bersahabat dengan Abu Kruengkalee, serta beliau memiliki keahlian dalam bidang

YANG MALAS SHALAWAT DENGERIN NIH 😍😍😍 Termotivasi Bershalawat

Gambar
 

Abu Muhammad Shaleh Lambhuk; Ulama Kuta Raja Banda Aceh dan Lulusan Yan Kedah Malaysia.

Gambar
  Namanya Teungku Muhammad Saleh, namun setelah menjadi alim besar masyarakat lebih men genal dengan sebutan Abu Lambhuk dinisbahkan kepada tempat tinggalnya, kampung dari ibunya Cut Nurlaila. Beliau merupakan anak dari Teungku Abdul Shamad dan Cut Nurlaila, diperkirakan beliau lahir di tahun 1890, hampir sebaya dengan para ulama lainya yang sama-sama lulusan Yan Kedah Malaysia. Sebut saja Teungku Haji Hasan Kruengkalee yang lahir tahun 1886, Teungku Ahmad Hasballah Indrapuri 1888, dan Teungku Abdullah lam U 1888. Ayahnya Teungku Abdul Shamad adalah murid kesayangan dari Syekh Marhaban seorang ulama Pidie yang kemudian membuka pengajian di Lamno, namun Syekh Marhaban ditangkap dan dibuang oleh Belanda. Setelah wafat gurunya, Teungku Abdul Shamad kemudian hijrah ke Banda Aceh tepatnya di Pelanggahan adapun isterinya Cut Nur Laila berasal dari Lambhuk. Semenjak kecil Teungku Muhammad Saleh Lambhuk belajar langsung kepada ayahnya yang juga seorang ulama dan ahli Al-Quran. Dari masa

Teungku Syeikh Haji Hasan Kruengkalee; Syekhul Masyayikh Ulama Aceh Periode Awal.

Gambar
Dalam suasana berkecamuknya Perang Aceh, lahirlah seorang anak yang diberi nama Muhammad Hasan di pengungsian Meunasah Ketembu Langgoe Pidie pada tahun 1886. Teungku Muhammad Hasan kemudian setelah alim besar dikenal oleh masyarakat Aceh dengan sebutan Abu Kruengkalee atau Teungku Syekh Haji Hasan Kruengkalee. Setelah peperangan mereda, Teungku Muhammad Hasan dibawa pulang ke kampung halamannya di Kruengkalee kemungkiman Siem Aceh Besar. Mengawali awal pendidikannya, Teungku Muhammad Hasan Kruengkalee berguru langsung kepada ayahnya yang juga seorang ulama bernama Teungku Muhammad Hanafiah bin Teungku Syekh Abbas yang dikenal dengan sebutan Teungku Haji Muda Kruengkalee karib dari Teungku Chik Di Tiro dan Teungku Chik Ahmad Buengcala. Ayah dan Kakek dari Teungku Hasan Kruengkalee tujuh generasi keatas semuanya ulama dan pengawal agama di wilayahnya. Selain belajar dari ayahnya, Teungku Muhammad Hasan Kruengkalee juga belajar di Dayah Teungku Chik di Keubok masih dalam kawasan kemu

DENGERIN NI 👍👍👍 Ketika Ditanya Kapan Kiamat, Maka Jawablah..

Gambar
 

Tuwanku Raja Keumala; Ulama Pejuang dari Keturunan Bangsawan Aceh.

Gambar
  Beliau merupakan ulama Aceh dari keturunan Bangsawan yang dekat dengan para ulama Aceh. Tuwanku Raja Keumala lahir di Keumala Pidie pada tahun 1877 ketika Aceh sedang berkecamuk peperangan. Ayahnya Tuwanku Hasyim Bangta Muda seorang mangkubumi yang meneruskan kepemimpinan kesultanan Aceh setelah ditawannya para sultan. Walaupun hidup Tuwanku Raja Keumala dalam masa perang Aceh, dan bahaya yang selalu mengintainya, namun tidak mengurangi semangat beliau untuk terus belajar dan mendalami agama. Beliau disebutkan berguru kepada salah seorang ulama Arab yang bernama Syekh Dorab yang ditunjuk langsung oleh ayahnya untuk mengajar Tuwanku Raja Keumala. Selain kepada Syekh Dorab, Tuwanku Raja Keumala juga banyak belajar dari para Teungku Chik seperti Teungku Chik Pantee Geulima, Teungku Chik Cot Pling dan banyak para ulama besar lainnya, sehingga mengantarkan Tuwanku Raja Keumala menjadi seorang yang alim. Setelah ditaklukan Kuta Raja, maka kesultanan Aceh berpindah ke daerah Keumala D

Abu Chiek Oemar Di Yan; Ayah Para Teungku Chiek.

Gambar
  Dipenghujung abad 18, ketika perlawanan Ulama dan Bangsawan Aceh seperti Teungku Chik Di Tiro, Teungku Chik Tanoh Abee dan Teuku Panglima Polem dapat dikalahkan oleh para penjajah. Ada beberapa ulama Aceh berpengaruh yang kemudian menjadi target penangkapan. Sehingga para ulama tersebut memilih 'hijrah' ke Negeri Seberang Malaysia tepatnya di Yan. Di antara ulama besar yang berhijrah adalah Teungku Syeikh Oemar Bin Auf Lam U atau yang dikenal dengan Teungku Chik Oemar Di Yan Diyan atau Teungku Chik Lam U yang merupakan ayah dari para ulama besar Aceh tempoe doelo. Sedangkan sahabatnya adalah Teungku Chiek Muhammad Arsyad Ie Leubee yang kemudian dikenal dengan Teungku Chik Arsyad di Yan yang merupakan guru dari Abu Hasan Kruengkalee. Kehadiran mereka di Yan Keudah Malaysia bukan tanpa perhitungan, para ulama Aceh tersebut ingin mempersiapkan kader-kader ulama baru untuk meneruskan estafet keulamaan setelah mereka wafat. Bersama sahabatnya Teungku Chik Arsyad Di Yan, Teungk